Museum Bali terletak strategis di Jalan Mayor Wisnu di Denpasar Bali dan mudah ditemukan karena lokasinya berada di pusat kota. Di sisi utara terdapat kuil yang megah Jagatnatha, sementara di depannya terdapat Puputan Badung (Halaman Badung) dan patung Catur Muka. Pembangunan Museum Bali dimulai dengan adanya inisiatif bagaimana menjaga warisan budaya Bali dengan baik dan merawatnya, memeliharanya, dan melestarikannya. Inisiatif ini didasarkan pada adanya rasa khawatir bahwa ada gejala jenis erosi budaya, sehingga warisan budaya menjadi benar-benar hilang, lenyap, yang hanya tersisa foto dan dokumentasi.
Konstruksi Museum Bali
Pembangunan Museum Bali dimulai dari gagasan betapa pentingnya menjaga, memelihara, dan menjaga warisan budaya Bali. Inisiatif ini didasarkan pada rasa khawatir bahwa ada gejala erosi budaya, sehingga warisan budaya menjadi punah, hilang, dan meninggalkan foto saja. Untuk menyelamatkan warisan budaya Bali, muncul rencana untuk mendirikan museum yang sekarang dikenal sebagai Museum Bali
Sejarah Museum Bali
Museum Bali menyimpan warisan budaya Balinese, muncul rencana pendirian sebuah museum yang kemudian menjadi Museum Bali:
Perencanaan awal pendirian Museum Bali adalah fungsionaris Pemerintahan Belanda, Raja Bali, Tokoh Masyarakat, semua seniman seperti: WFJ Kroon (asisten Residen Belanda), Curt Grundler (seorang Arsitek Jerman), I Gusti Alit Ngurah (Bestuurder Penegara Badung), I Gusti Bagus Jelantik (Raja Karangasem), I Gusti Ketut Djelantik (Raja Buleleng), Raja Tabanan, dan semua seniman seperti I Gusti Ketut Kandel, I Gusti Ketut Rai. Perencanaan tersebut terjadi pada tahun 1910 dengan konsep dasar struktur bangunan Museum Bali yang merupakan solidaritas struktur antara bangunan pura (Sanctum) dan istana (Keraton).
Setelah disepakati mengenai konsep struktur bangunan Museum Bali, maka didirikanlah bangunan utama yang selesai dibangun pada tahun 1925. Karena koleksi benda purbakala yang telah terkumpul belum memadai, maka selama 7 tahun (1925-1932), bangunan utama berfungsi untuk keperluan pameran. Semua ahli terkemuka dalam memeriksa benda-benda yang diambil sebagai koleksi dari Museum Bali misalnya: DR.W.F. Stutterheim, G.I. Graider, G.M. Hendrikss, DR.R. Goris, dan seniman Walter Spies
Museum Bali pada awalnya dikelola oleh lembaga yang disebut Lembaga Museum Bali dan resmi dibuka pada 8 Desember 1932 dengan nama Museum Bali
Pengelolaan selanjutnya oleh lembaga Museum Bali kemudian diserahkan kepada Pemerintah Indonesia sejak 5 Januari
Museum Bali sebagai Tempat Menarik di Denpasar Bali
Koleksi objek yang disimpan di Museum Bali dapat diklasifikasikan menjadi koleksi objek prasejarah seperti: Patung Kubur (sarkopag), koleksi objek dari era sejarah seperti: tanah liat Stupika yang mengandung formula mistik 'Ye Te', patung perunggu (patung Hindu dan Budha) dan koleksi objek etnografi seperti Keris, Kain Endek, dan perlengkapan upacara keagamaan (Sangku, Cecepan, dan topeng Sidakarya). Dalam perkembangannya, sekarang Museum Bali telah dibuka secara generik dan menjadi tujuan wisata di Kota Denpasar dan ini adalah tempat yang sempurna untuk dikunjungi di Bali terutama dalam Tur Kota Denpasar atau bergabung dengan Paket Wisata Denpasar.
Objek Koleksi Museum Bali
Koleksi objek atau alat kuno yang disimpan di Museum Bali dapat diklasifikasikan menjadi koleksi objek prasejarah seperti batu nisan (sarkopag), koleksi objek dari era bersejarah seperti Stupika tanah liat yang mengandung mantra 'Ye te', patung perunggu (Arca Perunggu), dan objek etnografi seperti koleksi Kris, bahan Endek, perlengkapan upacara keagamaan dan topeng Sidakarya
0/5