Pantai Kuta terletak dekat Bandara Ngurah Rai Bali, hanya 15 menit berkendara dari bandara. Ini adalah resor pantai paling terkenal di pulau tersebut. Pantai Kuta adalah area yang ramai dengan wisatawan paling banyak di seluruh Bali. Di masa lalu, ini hanyalah sebuah desa kecil. Sekarang, telah berkembang menjadi resor wisata yang makmur. Di pantai, ada banyak pedagang sepanjang jalan, menjual berbagai spesialisasi lokal, seperti kerajinan, kaos, pakaian pantai, dan aksesori. Karena pantainya berangin dengan ombak tinggi, tidak cocok untuk berperahu atau berenang di sana. Tetapi ini adalah tempat yang ideal untuk berselancar angin, yang disukai oleh mereka yang mencari kegembiraan. Ini juga tempat yang ideal untuk menonton matahari terbenam yang indah. Pada malam hari, ada pertunjukan nyanyian dan tari Bali lokal, yang khusus dipersembahkan untuk wisatawan.
Pantai Kuta persis seperti surga liburan dengan pantai bersih yang indah, banyak toko, bar, restoran, dan pusat perbelanjaan. Pantai Kuta tidak hanya tempat yang unik untuk berjemur dan aktivitas air, tetapi juga tempat yang sempurna untuk menikmati matahari terbenam. Area komersial di pusat Kuta Square adalah pencakar langit perbelanjaan baru dan modern.
Sejarah Pantai Kuta
Sejak abad ke-18, Kuta telah berfungsi sebagai pintu masuk bagi wisatawan asing yang mengunjungi selatan Bali. Pada tahun 1830-an, Kuta adalah pasar budak yang berkembang, menarik berbagai 'kriminal' internasional. Sejak ditemukan kembali oleh kaum hippie dan peselancar pada tahun 1960-an, Kuta dan Legian telah berkembang dengan sangat cepat sehingga kini distrik ini merupakan salah satu area wisata tersibuk di dunia. Tiga ratus tahun yang lalu, di tempat ini telah dibangun sebuah Konco (Kuil Buddha) yang terletak di samping Tukad Mati (Sungai Mati) di mana sungainya bisa dilayari pada saat itu. Perahu masuk ke pedalaman Kuta, sehingga Kuta adalah pelabuhan perdagangan. Mad Lange adalah seorang pedagang dari Denmark abad ke-19 yang telah membangun stasiun perdagangannya di pinggiran sungai. Selama tinggal di Bali, ia sering menjadi perantara antara raja Bali dan Belanda. Mad Lange meninggal dengan misterius dan makamnya terletak di dalam Konco (Kuil Buddha) tepat di pinggiran sungai. Kuta adalah pedesaan nelayan yang tenang di masa lalu, tetapi sekarang telah berubah menjadi kota yang ramai dan dilengkapi dengan kantor pos, kantor polisi, pasar, apotek, pusat foto, dan toko. Ada banyak hotel mewah dan nyaman yang didesain berjejer di sepanjang pantai berpasir putih Kuta.
Kehidupan Malam Pantai Kuta
Kawasan pesta, Kuta pada malam hari merujuk pada area yang membentang sekitar 7km ke utara desa asli Kuta. Kawasan ini sekarang termasuk Legian, Seminyak, dan bahkan Basangkasa. Kawasan Kuta adalah pusat kehidupan malam Bali. Sebagian besar tempat hiburan terbaik Bali menawarkan apa pun yang diinginkan 'burung hantu' malam. Terletak di pusat desa asli adalah banyak pub dan diskotik terbuka Kuta.
Masuk ke bar biasanya gratis dengan promosi minuman khusus dan Jam Senang dari 6 sore hingga 9 malam, dan terkadang bahkan lebih lama. Jalan Legian dan Jalan Padma memiliki konsentrasi tempat minum terbesar. Manfaatkan opsi untuk bergabung dengan peselancar untuk minum bir, bermain biliar, dan menonton video surfing di Tubes Cafe. Atau singgahlah di Restoran Bounty I yang menarik dan unik berbentuk kapal layar, yang bergoyang mengikuti musik di lantai dansa hingga fajar. Tempat lainnya yang ramai di kota adalah klub trendi 66 (tapi sebut 'double six') dan chic Gado Gado. Untuk musik live magnet Kuta, The Maccaroni Club tidak dapat ditolak.
Salah satu tempat jazz terbaru dan paling luar biasa di Bali ini menambah semangat setiap Minggu dari jam 10.30 malam dan mengundang tamu untuk bermain bersama pada malam Jumat. Untuk kombinasi langka dan istimewa dari tarian Balinese dan band rock di dekat pantai, langsung saja ke Zero Six di Tuban sementara Hard Rock Cafe baru menarik kerumunan dengan musik live dan minuman mahal. Tempat musik live lainnya termasuk 'pub' bergaya Aussie di sepanjang Jalan Melasti dan Joni Sunken Bar Restaurant setengah terendam. Hotel-hotel kelas atas yang lebih santai seperti Bali Padma Hotel di pantai Legian menawarkan hiburan yang lebih santai
0/5