Pura Watukaru atau Batukaru adalah salah satu Pura Hindu terbesar di Bali (Sad Kahyangan) dengan status Pura Catur Lokapala dan Pura Padmabhuwana. Pura ini terletak di daerah dataran tinggi dengan hutan hujan tropis yang rimbun di sekitarnya. Terletak di daerah yang damai, jauh dari penduduk setempat, yang ideal untuk beribadah. Beberapa bangunan pura tersebar di seluruh hutan hujan yang tenang, dengan gunung besar Batukaru sebagai latar belakang.
Pura Luhur Watukaru atau Batukaru terletak di pedesaan Wangaya Gede, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, di bagian barat Pulau Bali. Letaknya tepat di kaki Gunung Batukaru dan berjarak sekitar 1,30 jam dari Bandara Denpasar.
Sejarah Pura Batu Karu sulit dipastikan, bahkan dengan kelalaian kuno yang ada di pura ini. Misalnya, beberapa area profil, seperti tombak, memiliki tipe Bali Kuno, tetapi tidak ada data tertulis yang ditemukan. Upaya untuk mempelajari dan meneliti sejarah pura ini terus menghadapi kesulitan.Piodalan di Pura Luhur Watukaru atau Batukaru diadakan setiap enam bulan atau 210 hari, khususnya setiap hari Kamis Umanis Wara Dungulan (Kalender Bali), sehari setelah Hari Galungan (Hari Raya Hindu Bali terbesar). Festival ini berlangsung selama sebelas hari, memberikan kesempatan kepada umat Hindu, khususnya di Bali, untuk datang dan berdoa. Pengempon (masyarakat yang merawat pura) wajib memelihara pura, termasuk pelaksanaan upacara. Fakta ini merupakan salah satu kekuatan karakteristik di luar aspek fisik Pura Watu Karu. Salah satu aspek unik dari Pura Batu Karu adalah upacaranya hanya berlangsung satu hari, tidak seperti kebanyakan pura lain di Bali, di mana ritual biasanya berlangsung setidaknya tiga hari. Upacara utama jatuh di antara hari libur Galungan dan Kuningan di Bali. Galungan dan Kuningan adalah hari libur terbesar untuk seluruh Bali kecuali Bali Utara dan desa-desa yang dikenal sebagai Bali Aga. Aspek unik kedua adalah upacara tersebut tidak pernah melibatkan seorang pendeta Brahmana; itu cukup dilakukan oleh pendeta lokal yang disebut pemangku. Kubayan, sebuah jabatan suci yang ditugaskan, memimpin upacara pura dan memegang status yang lebih tinggi dari semua pendeta di Pretending pertinent Ancient. Saat berdoa selama festival pura atau pada hari upacara tertentu, seseorang harus terlebih dahulu berdoa di Pura Beji, yang terletak di sebelah timur Pura Watu Karu atau di dalam Madya Mandala (area tengah) dan Nista Mandala (area luar). Setelah berdoa di Pura Beji, doa dilanjutkan di bangunan pura utama di tengah area pura. Tidak perlu membersihkan tangan atau berkumur lagi, karena tubuh telah disucikan dengan berdoa di Pura Beji. Ini adalah aspek khusus dari prosesi doa di Pura Watukaru.
Tiga elemen dari area Pura Watukaru atau Batukaru mirip dengan pura-pura lain di Bali dan umumnya terdiri dari:
* Area luar (Nista Mandala)
* Area tengah (Madya mandala)
* Area pusat (Utama Mandala) Setelah renovasi ketiga area pura beberapa tahun yang lalu, elemen konseptual dan strukturnya menjadi semakin kokoh dan konseptual. Hal ini terutama berlaku di area luar, di mana bangunan Wantilan (Balai Pertemuan), yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, terletak di sebelah kanan gerbang masuk. Perbaikan area parkir telah mempermudah umat Hindu dan wisatawan untuk mengunjungi pura. Fasilitas umum lainnya, seperti toilet yang terletak di luar area pura di sebelah kiri gerbang masuk, dalam kondisi baik dan cukup bersih.
0/5